Mataram – Menjelang Pilkada serentak tanggal 27 November 2024 nanti, tiga komunitas
intelektual NTB yang terdiri dari Mata Garuda NTB, BEM Universitas Mataram, dan PCMI
NTB mengadakan forum dialog terbuka bertajuk “Denotasi Pemimpin NTB 2024-2029” hari
ini tanggal 22 Agustus 2024 yang bertempat di gedung Dome Universitas Mataram. Acara ini
dibuka dengan penampilan memukau dari penyanyi indie Ary Juliant yang mendukung acara
ini dengan tampil secara pro bono. Setelah dibuka oleh Wakil Rektor III Bapak Dr. Sujita,
S.T.,M.T, diskusi berlangsung seru dengan diselingi beberapa seloroh lucu dari ketiga calon
Gubernur yang menjadi narasumber pada forum tersebut.
Sesi diskusi yang dibagi menjadi 3 segmen berjalan lancar. LMI dan BZ yang datang lebih
awal, mengelaborasi makna dari jargon kampanye masing-masing dengan baik dan terstruktur.
SRD yang menyusul hadir di acara karena baru kembali dari jakarta pada hari yang sama, juga
menjawab setiap pertanyaan paradigmatic dan konspetual dari moderator dan panelis dengan
baik. Kejadian seru terjadi ketika moderator mengajak ketiga Bacagub untuk bermain In or Out
Challenge, dimana ketiganya diberikan isu-isu kontroversial dan harus menyatakan sikap
tentang isu tersebut. Segmen ini dinilai oleh banyak peserta sebagai strategi yang paling jitu
untuk mempertemukan prinsip dan pandangan antara pemilih dengan calonnya.
“Kami sangat berbangga karena hingga hari ini, baru BEM Universitas Mataram dari semua
BEM SI yang dapat mempertemukan semua bacagub untuk berdialog dalam satu forum. Forum ini terlaksana berkat kerja kolaborasi yang baik antara ketiga lembaga inisiator Mata NTB, hari
ini adalah permulaan dari kerjasama yang panjang di Mata NTB episode-episode berikutnya”
jelas Heriyanto, Ketua BEM Unram yang juga menjabat sebagai Korpus BEM Seluruh indonesia.
Ketua Mata Garuda, Azkia R. Rahman yang ditemui di lokasi acara juga menegaskan bahwa forum hari ini digagas sebagai langkah positioning komunitas intelektual NTB untuk tetap dapat terlibat aktif mendampingi pemerintah dalam proses perencanaan dan pengawasan
pembangunan di daerah tanpa harus terjun ke politik praktis. “Tidak semua orang seberuntung
tim sukses yang punya akses dan dapat bertukar fikiran secara mendalam dengan para calon pemimpin” akunya. Melihat keterlibatan intelektual NTB dari berbagi disiplin ilmu dan profesi, Mata NTB menjadi langkah strategis untuk secara aktif menjembatani gap antara dunia akademik-praktik-dan politik di daerah.
Selain dihadiri oleh ketiga Bacagub, Mata NTB kali ini menghadirkan 4 panelis dari berbagai disiplin ilmu, yaitu: Prof. Dr. H. M. Galang Asmara, SH., M.Hum selaku Dewan Agung Majelis Adat Sasak, Saipul Arni Muhsyaf, SE, MM, Ph.D dari Mata Garuda NTB, Ahmad Junaidi, MA., Ph.D. dari Yayasan Jage Kestare, dan Heriyanto selaku Ketua BEM Universitas Mataram.
Di tengah segala keterbatasan, Mata NTB Episode 1 ini dapat berjalan dengan baik berkat dukungan dari pelaku UMKM yang secara gotong royong menyumbangakan produk mereka diantantaranya: Koperasi Tenun Sangkabira Sembalun, Segara Space Coffee Shop, Kopina Sajang, UD Melsy Sembalun Bumbung, Pawon Inak Ampenan, Sembalun DMO dan HPI
(Harapan Pemuda Indonesia), sebuah lembaga non-profit yang bergerak pada isu-isu kepemudaan.
“Selanjutnya kita akan persiapakan beberapa episode dengan konsep yang lebih interaktif. Kita akan mengundang ketiga Bacagub secara terpisah setelah pendafataran di KPU nanti. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang hari ini belum terjawab akan dapat didiskusikan secaram endalam” jelas Lalu Azhar Rafsanjani, Ketua PCMI NTB. Forum ditutup oleh penampiland ari Pamela Panganini, seorang penyanyi indie muda berbakat yang datang bersama timnyas ecara sukarela. Acara ditutup dengan penyerahan souvenir dan photo bersama.